Thursday, July 7, 2011

Ada Obsesi Ada Jalan : Sultan Mehmed II

Fiuuuhh..punya obsesi baru nih. Well emang gak mudah untuk sekolah ke luar negeri tapi seenggaknya saya berani sejauh ini. Saya berani mimpi dan yakin suatu saat nanti bisa terwujud. This is my dream: Visiting Turkey. (Haha duit dari mane monyong??)

Kenapa Turki? Bukan tanpa alasan. Turki, walaupun sekarang adalah negara sekuler dan asas islam dipisahkan dari aspek politiknya tetap saja bisa narik hati saya. Pasalnya Turki merupakan salah satu bukti bahwa Islam pernah berjaya. Dengan Konstantinopel yang waktu itu adalah salah satu kota penting Kekaisaran Byzantium (Romawi Timur, red) berhasil direbut oleh Sultan berusia 21 tahun!!! Sultan Mehmed II memang berani, tapi dia juga seorang sultan yang cinta seni, kadang bisa sangat baik sekaligus kejam. Yah, begitulah sifat seorang sultan kala itu...

Kesultanan Ottoman kala itu tidak mewariskan tahta pada anak tertua, melainkan pada anak yang paling kuat. Dengan begitu, perang saudara tak terelakkan. Dulunya ayah Sultan Mehmed II, Murad, sangat menyayangi kakak tiri Mehmed, Ali dan ingin menjadikannya sebagai Sultan selanjutnya. Tapi karena suatu sebab, Ali mati terbunuh dan membuat Murad terpukul.

Potret buatan Usmani yang menggambarkan Sultan Mehmed II
di usia senjanya
Semasa kecil Mehmed II adalah seorang anak yang pembangkang, tidak mau belajar seperti seharusnya anak seorang sultan. Kesehariannya hanya bermain dan bermain. Setelah kematian Ali, Murad mengutus seorang mullah pilihan untuk mengajari Mehmed--yang sudah jadi sultan. Dengan tongkat kayu di tangan sang mullah, akhirnya Mehmed mau tunduk dan belajar. Setiap tidak menurut pastilah Mehmed dipukulnya.

Obsesinya adalah Kaisar Romawi seperti Alexander Agung dan Julius Caesar, sebagaimana yang diceritakan pengasuhnya sebelum tidur. Dari sinilah dipupuk semangat untuk menguasai Konstantinopel.

Memang menguasai Konstantinopel sudah ada sejak lama dalam benak kaum Muslim, sejak zaman Nabi Muhammad bahkan diriwayatkan dalam sebuah hadist (ape ye lupa). Dan pada tahun 1453 dengan mudah Konstantinopel diambil alih oleh Sultan Mehmed II. Seorang Sultan sekaligus panglima perang berbahaya yang dianggap orang barat sebagai "Sultan ingusan yang lugu".

Hari ini, dia berkata zaman telah berubah,
dan dia menyatakan akan bergerak dari Timur ke Barat
sama halnya di masa lalu orang Barat bergerak ke Timur.
Di dunia ini, katanya, hanya boleh ada satu kerajaan,
satu keimanan, dan satu kedaulatan.

- Giacomo de Languschi, Italia -