Wednesday, June 29, 2011

The Historian by Elizabeth Kostova

Hmmm..sebelumnya saya udah niat mau post sinopsis novel The Historian ini. Sebenernya da saya juga belom paham bener alurnya. Supeeeeeer rumit!! Ceritanya itu berbingkai, orang yang diceritain malah nyeritain kasus lain juga. Hadooooooooh, tapi alhamdulilah saya bisa nulis sinopsisya..

kovernya kece ^^


Bismillah…

Seorang gadis bernama..hmm sampe sekarang saya sendiri gak tau nama gadis ini. Kita sebut aja Si Gadis ok? Nah, Si Gadis ini ceritanya udah gede, dan lagi nyeritain kehidupannya waktu umurnya 16-18 tahun di rumahnya di Amsterdam, Belanda. Waktu itu dia gak sengaja nemu buku kuno di perpustakaan pribadi ayahnya . buku itu sama sekali kosong dan cuma ada gambar naga yang dideskripsikan Kostova : membentangkan sayap dengan ekor panjang melingkar,  di tengah buku tsb. Gambarnya memenuhi halaman sampai ke tepi. Selain gambar itu yang ditemukan si gadis ada juga surat milik seorang profesor pembimbing ayahnya yang kuliah pasca sarjana bernama Professor Rossi.

Karena penasaran, Si Gadis selalu menuntut ayahnya untuk bercerita tentang surat itu, yang dia pikir agak mencurigakan. Sedangkan ayahnya sendiri—Paul—sangat enggan untuk bercerita karena bukan kisah yang bagus. Hmmm sebelumnya jelasin dulu kali ya kalo Paul ini seorang sejarawan terkemuka, hidup dengan seorang anak dan pengasuh—namanya Mrs. Clay—di Amsterdam setelah sebelumnya sempat tinggal dan kuliah di Amerika, gak tinggal dengan istrinya dan akan diceritakan lebih lanjut. Paul selama kuliah punya sahabat sekaligus dosennya sendiri itu yang juga sejarawan terkemuka. Rossi sering digambarkan punya ambisi dan semangat menggelegak di otaknya untuk terus menulis meski usianya udah gak muda lagi. di satu kutipan ketauan kalo Rossi ini seorang atheis.

“…kugantungkan salib perak kecil itu di leher atheisku…” begitulah kira-kira kutipannya, di halaman berapa
ya lupa..

Nah, memang awalnya si ayah enggan untuk bercerita tapi akhirnya ia mau buka mulut juga. Di halaman-halaman awal si ayah bercerita secara lisan, sambil membawa anak gadisnya ke tempat-tempat eksotis yang—tentu—punya nilai sejarah yang besar. Muter-muter eropa deh, ke Perancis, Italia, dan daerah sekitarnya.

ee..ee..ehem..

Jadi, dulunya—Paul aja ya jangan si ayah kepanjangan—Paul pernah nemu suatu buku (buku yang tadi ditemukan si Gadis) di carrel di bangku di perpustakaan di universitasnya. Buku itu sempat membuat Paul tertarik. Nah, karena penasaran dan tidak ada petunjuk sama sekali dibawalah buku itu ke Profesor Rossi—yang menurut Paul—punya wawasan luas tentang sejarah Eropa Abar Pertengahan. Tanpa terduga Rossi juga punya buku yang sama, tapi dengan ukuran yang lebih kecil, dan sama-sama menemukan buku itu di perpustakaan waktu dia kuliah dulu. Rossi mengaku sempat meneliti buku itu sebagai riset tapi kini ia menyerah. Setelah ngobrol-ngobrol seputar buku, Rossi memberikannya pada Paul, disertai surat-surat (atau catatan) yang Rossi klaim “bisa membantu dalam pencarian asal usul buku tersebut”.

Tepat selang beberapa menit setelah mereka berbincang di ruang kerja Rossi dan Paul sudah berjalan ke luar ruangan untuk pulang dengan membawa berkas-berkas, tiba-tiba ada suatu keanehan di ruang kerja Rossi yang baru ditinggalkan Paul. Ada cahaya yang terang—amat terang—kemudian redup. Sedetik Paul sempat berpikir untuk kembali tapi, akhirnya niatnya ia urungkan dan bergegas pulang.

Setelahnya—sehari entah beberapa hari—Paul dapat kabar kalau Rossi hilang. Ya kagetlah dia karena orang terakhir yang bersama Rossi adalah dia sendiri. Polisi dipanggil, para saksi dikumpulkan, dan ruangan kerja Rossi disegel. Di langit-langit ruangan yang tinggi itu ada secercah noda gelap, entah darah atau apa. Banyak asumsi yang dikemukakan oleh beberapa orang mengenai dugaan sebab hilangnya Rossi, tapi tak satu pun yang membuat polisi yakin.

Paul sangaaaaat sedih. Dosen pembimbingnya hilang setelah memberikan seberkas catatan yang akan mengubah hidupnya. Bagaimana ini? Paul seakan tertarik untuk menelusuri asal-usul buku itu karena ia berasumsi pasti ada kaitannya dengan kehilangan Rossi. “Bagaimana mungkin Rossi bunuh diri? Ia sejarawan hebat dan mustahil dia tidak dicari orang,” gitu kira-kira pikiran Paul. Tapi di lain sisi ia juga muak dengan buku itu karena berbagai alasan yang sudah bikin dia frustasi.

Tapi akhirnya keputusan Paul sudah bulat, ia akan menelusuri buku itu dan yakin akan menemukan Rossi. Ia pergi ke berbagai perpustakaan tua universitas dan mencari buku-buku kuno. Tadi kan udah diceritakan bahwa buku itu membuat Paul frustasi. Dengan adanya buku itu di tangannya banyak kejadian aneh. Paul seakan diikuti orang jahat, yang menyebabkan berbagai peristiwa mengerikan. Contohnya kucing liar—Paul memberinya nama Rembrandt—yang sering berkunjung ke apartemennya di Amerika tiba-tiba ditemukan mati dengan kepala terpelintir dan posisi yang ganjil, seakan dia main-main di sana dan mati dengan konyol karena terjepit. Teman satu-satunya itu sekarang sudah pergi menyebabkan Paul amat marah.

Selama risetnya mengenai buku itu—buku Naga we ya nyebutnya—selain banyak hal aneh yang terjadi pada orang lain, terjadi pada dirinya sendiri. Contohnya dia dipelototin sama pegawai perpustakaan karena Paul membaca buku dengan topik Drakula. Risetnya ini rupanya menarik perhatian seorang gadis bernama Helen. Helen ini orang Rumania yang sempat dibesarkan di Budapest, Hongaria. Helen adalah seorang Antropolog yang juga suka sejarah dan pengerahuannya tentang sejarah bukan suatu yang main-main. Luaaaaaaaaaaaas
banget wawasannya Helen itu.

Ngobrol, ngobrol, ngobrol dengan Helen ketauan juga kalau Helen ini putri Profesor Rosi. Helen membenci Rossi karena dulu ia mencampakkan cinta ibunya ketika Rossi berkunjung ke Rumania. Kisah cinta itu menyebabkan ibu Helen hamil dan kabur dari rumah karena kakek Helen galak sekali. Ibu Helen tidak ingin orang desa tau jadi kaburlah ia ke rumah Eva kakaknya di Budapest. Ibu Helen mengirim surat ke Amerika ke alamat yang pernah Rossi tinggalkan untuk Ibu Helen dan memberitahukan bahwa dirinya tengah hamil bayi mereka. Ngenes! Jawaban Rossi adalah bahwa ia tidak pernah ke Rumania dan menanyakan darimana Ibu Helen dapat alamat ini dan juga bilang bahwa ia tidak mengenal ibu Helen. Ibu Helen hampir putus asa dan ia mulai membesarkan putrinya seorang diri di Budapest. Besarlah Helen seorang gadis pintar (yang mungkin karena warisan darah Rossi). Begitulah Helen ingin balas dendam dengan menunjukkan dirinya di muka public dengan membawa-bawa nama Rossi, bahwa Rossi pernah punya bayi : Elena Rossi. Helen berpikir hal itu akan jadi sangat lucu.

Dengan tujuan yang berbeda mereka berdua akhirnya bekerja sama untuk menemukan Rossi. Kalo Paul karena memang ia sangat sayang dengan dosen pembimbingnya itu, tapi Helen karena memang ia ingin menemui ayahnya dan bicara apa sebab ia meninggalkan ibunya.

Mereka berdua bersama-sama menelusuri daerah-daerah kuno di dataran Eropa dan Balkan. Pernah mereka pergi ke Turki dan bertemu dengan seorang profesor bernama Turgut Bora. Turgut adalah orang baik, ia bersedia membantu Paul dan Helen untuk memecahkan petunjuk-petunjuk yang ia dapat dari surat Rossi atau sumber yang lain. Diketahui juga bahwa Turgut senang mengoleksi barang-barang Ottoman dan ia juga punya buku yang ditengahnya ada gambar naga. Kebetulan yang amat sangat. Sekarang buku naga itu berjumlah 3 buah. Makin seru aja novel ini!!

Setelah ke Turki mereka bergegas ke Budapest, Hongaria untuk bertemu dengan bibi Helen, Eva. Karena mendapat berbagai petunjuk yang mendorong mereka pergi ke sana. Yang mereka cari selain Profesor Rossi  adalah kuburan Vlad Dracula yang makin lama makin rumit petunjuknya. Singkat cerita mereka menelusuri berbagai biara-biara tua, perpustakaan kuno, hingga sampai ke nama Sveti Georgi.

bersambung..

No comments:

Post a Comment