Pada musim panas 1452 Orban mulai membuatnya. Tiga bulan kemudian meriam pertamanya ini jadi dan dibawa ke Penggorok Tenggorokan untuk menjaga Bosporus. Senjata ini yang menghancurkan kapal Rizzo pada November 1452, bikin berita menyebar bahwa pasukan artileri Usmani sangat kuat. Segini aja udah bikin seisi kota gempar, apa yang diinstruksikan Sultan Mehmed II setelah ini coba?? Ia memerintahkan Orban untuk buat yang 2x lebih besar. Buset!
Mari kita baca cara bikinnya yang amat berbahaya. Ilustrasi ini dicatat oleh Evlia Chlebi--seorang pengelana Usmani--ke sebuah pabrik meriam saat itu.
Pada hari meriam akan dicetak, pimpinan proyek beserta tukang-tukangnya, serta komandan pasukan artileri, mandor kepala, imam, muazin, dan penjaga waktu, semuanya berkumpul dan menyerukan "Allah, Allah", lalu kayu pun dimasukkan ke dalam tungku. Setelah tungku dipanaskan selama dua puluh empat jam, para tukang dan pemasok bahan menanggalkan pakaian mereka kecuali cawat, topi aneh yang cuma menutupi seluruh bagian kepala selain bagian mata, dan kain untuk melindungi lengan; karena setelah tungku dipanaskan selama 24 jam, tidak seorang pun dapat mendekatinya karena terlalu panas. Karena itulah mereka berpakaian seperti tadi. Siapa pun yang ingin mengetahui bagaimana gambaran api neraka seharusnya menyaksikan proses ini.
Dan ketika tiba saatnya memasukkan timah:
Para wazir, mufti, dan syeikh dikumpulkan: hanya empat puluh orang, selain para petugas tungku peleburan yang diizinkan melihat. Sementara yang lain disuruh diam, karena logam ini, ketika sedang dicampur, tidak boleh dilihat mata yang penuh dosa. Para pejabat yang bertanggung jawab meminta para wazir dan syeikh yang duduk di kursi di kejauhan untuk tidak henti-hentinya mengucapkan "Tidak ada daya dan kekuatan selain Allah!" Setelah itu pimpinan pekerjaan memasukkan timah dalam jumlah besar menggunakan pegangan dari kayu ke dalam lautan besi kuning cair tadi, dan kepala tungku berkata kepada Wazir Utama, para wazir, dan syeikh: "Lemparkan koin emas dan perak ke dalam campuran ini sebagai sedekah atas nama iman hakiki!" Tongkat-tongkat sepanjang tiang kapal digunakan untuk mencampur emas dan perak dengan logam dan segera diganti ketika mulai habis.
Ilustrasi pembuatan meriam abad pertengahan |
Baso Mang Uep mah kalah!! |
Segede gini pemirsa!! Subhanallah sekali ya..
Sumber:
buku sejarah berjudul 1453 oleh Roger Crowley
No comments:
Post a Comment